Saya menemukan pembahasan yang menarik di dalam forum diskusi terkait pengalaman orang orang yang pernah membeli rumah dan mengalami hal buruk karena salah mengambil keputusan.
Salah satu pertanyaan bertanya? “Apa kesalahan terburuk dalam membeli rumah”
Salah satu jawaban teratasnya mengatakan, “memiliki tetangga buruk”.
Padahal awalnya saya kira kesalahan terbesar terdapat pada cicilan yang bermasalah lho .. tapi kenapa ya memiliki tetangga yang buruk kelakuanya bisa menyengsarakan kita …
Akhirnya saya gali lebih dalam, dan saya dapatkan ada 3 kesalahan yang harus kita hindari saat membeli rumah yang paling fatal dan bagaimana cara menghindarinya.
1. Memilih tetangga adalah yang paling penting!! Rumah bisa dibeli, sedangkan tetangga tidak bisa
Salah satu pengalaman buruk seseorang yang saya baca dalam situs diskusi, dia menceritrakan pengalamanya memiliki tetangga yang berisik sering main drum dan gak bisa dibilangin oleh warga sekitar.
Ada pula yang mengeluhkan memiliki tetangga yang teralalu cuek bahkan cenderung sombong sehingga tidak mau menyapa dan mengobrol ringan.
Ada juga kelakuan buruk tetangga yang sukanya kalau parkir di depan rumah kita, padahal dia memiliki tempanya sendiri.
Memang perlu kita sadari bahwa
“hidup bertetangga tak pernah sederhana”. Bukan hanya tetangga yang cuek, tidak mau diajak bicara baik baik saja yang membuat jengkel, namun juga punya tetangga baik dan ramah juga kita harus siap untuk direpotkan”
Nantinya sering main ke rumah, sering masuk ke rumah, mungkin akan sering meminjam barang-barang kita namun jarang dikembalikan. Hal ini adalah konsekuensi bertetangga.
Mau tetangga seperti apa tentunya anda yang memilih.
Kalau boleh saya ringkas, ini adalah beberapa hal yang sering kali dirasakan saat memiliki tetangga yang kurang baik akhlaknya.
PARKIR SEMBARANGAN
memiliki lahan sendiri ataupun tidak, tetap saja kita membutuhkan lahan parkir untuk kita sendiri. Perlu adanya pembicaraan jika memang mau menumpng tempat parkir, atau munkgin parkir di depan rumah kita … agar semua sama-sama nyaman.
Jika memang tidak bisa dibiacrakan, kita perlu minta pihak ke 3 seperti pak RT untuk memediasi tetangga.
Hal ini akan diperparah manakala tetangga kita ada yang buka Kos-kosan namun tidak menyediakan lahan parkir yang baik. Kendaraan akan semakin berantakan dimana-mana.
BERISIK DAN TIDAK MAU DINASEHATI
, adalah salah satu keluhan lain yan juga sering terjadi.
Seperti memainkan alat musik namun tidak memiliki studio musik yang dapat meredam suara.
Senang menyetel musik dengan volume yang sangat kencang sehingga mengganggu tetangga sebelahnya.
Hal seperti ini juga harapanya dapat diselesaikan dengan berbicara saja dan saling memahami antara satu dengan yang lain. Jika tidak bisa setidaknya dapat dibicarakan dengan kepala RT.
MEMBUKA USAHA YANG MEREPOTKAN TETANGGANYA
beberapa orang mengeluhkan tetangganya yang membuka usaha dengan segala keterbatasnya namun malah merepotkan tetangganya..
Seperti yang sudah kita bicarakan sebelumnya yakni membuka usaha kos-kosan namun tidak menyediakan tempat parkir yang memadai,
Membuka usaha tabung gas, namun lokasinya disebelah kita (kan serem),
Usaha ternak lele (juga pengalaman dari salah seorang), apalagi limbahnya tidak dapat dibuang dengan baik sehingga baunya kemana-mana.
Atau mungkin kafe kecil kecilan, sehingga banyak orang nongkrong dan berisik sampai malam hari.
Semua hal ini kalau kita tidak bisa bicara langsung setidaknya dapat ditengahi oleh pak RT.
CATATAN:
Memang inilah yang menjadikan bertetangga tidak sederhana.
Tetangga yang mungkin cuek dan sombong, tidak akan banyak merepotkan kita. Tidak akan pinjam baran, masuk rumah, mampir disaat yang kurang tepat.
Namun disisi lain mereka akan sulit diajak bernegosiasi apabila terjadi sesuatu yang tidak mengenakkan yang kita rasakan. Baik perkara kecil seperti parkir sembarangan, sampai yang jauh lebih rumit dari itu seperti membuka usaha.
Disisi lain, tetangga baik mungkin akan sedikit merepotkan..
Namun mereka juga bisa jadi orang yang menjaga rumah kita disaat sedang pergi,
Mengawasi jika ada orang yang tidak dikenali datang ke rumah kita.,
Dan apabila terjadi masalah-masalah seperti diatas mereka bisa diajak bekerja sama dan saling mengerti antara satu dengan yang lainya.
2. Lokasi rumah yang tidak terduga.
Ada sebuah pengalaman menarik yang pernah saya baca, terutama berkaitan dengan lokasi saat membeli rumah.
Memang saat itu pembeli berada di lokasi yang jauh … sehingga komunikasi banyak berjalan via telefon dan wa dengan penjual rumah.
Penutur juga bercerita kalau ibarat kata bentuk rumah, rumah tersebut seperti rumah di filem laga indosiar yang mewah itu .. ibarat kata seperti istana.
Namun seperti halnya kebanyakan penjual, ingin barang daganganya cepat laku sehingga tidak banyak informasi yang di dapat mengenai kondisi sekitarnya., dan pembeli pun tidak detail saat melakukan survey.
Alhasil …, transaksi terjadi dan rumah pun sudah laku.
Sayang nya ketika sudah mulai ditempati, dan mulai keliling keliling ..barulah pembeli terkaget dengan kondisi yang ada.
Ternyata dibelakang rumah itu langsung sungai ,
Rumahnya berada di tengah tengah lingkungan yang masih sangat hijau dan rindang. Bahkan sering kali mereka melihat ular yang lewat di halaman rumah…. kan serem ya.
CATATAN:
Alangkah baiknya keliling-keliling terlebih dahulu untuk mengenali kondisi lingkungan.
Seperti …
Dekat nya akses dari jalan utama,
Kondisi lingkungan sekitar apakah masih sangat rindang sehingga masih banyak hewan seperti ular yang masuk ke rumah warga,
Hati hati juga dengan kondisi dekat sungai , dikakutkan ketika air meluap akan terjadi banjir di sekitar lingkungan tersebut.
Salah satu kondisi lingkungan yang biasa di hindari orang adalah dekatnya rumah tersebut dari SUTET.
Rumor yang beredar, katanya kalau dekat dengan sutet akan meningkatkan resiko terkena kanker.
Entahlah terkait hal tersebut, malahan saya baca bukti bukti ilmiah malah sebaliknya.
Tidak ada bukti khusus yang mengatakan baha kanker akan semakin meningkat disaat dekat dengan SUTET.
Tapi sah-sah saja jika anda mau menghindari jauh dari tiang SUTET.
3. Kondisi Sosial sekitar rumah.
Kalau bicara tetangga spesifik kita sempitkan kepada orang orang yang ada di kanan kiri, depan rumah kita. Namun kalau bicara keadaan sosial, beda lagi.
Keadaan sosial juga termasuk,
Masih ingat dengan kasus rumah yang sempat di blok sama warga karena arah rumahnya salah?
Hal ini menjadi PR kita, untuk memahami kondisi sosial yang ada di masyarakat.
Kondisi sosial dalam bertetangga di negara kita, biasanya dilambangkan dengan kepala RT,
Sedangkan untuk urusan masyarakat bersama dalam satu lingkungan, akan diserahkan dalam urusan RW.
Kunci kita dalam bertetangga dan bermasyarakat sebenarnya akan diatur bersama dalam Rukun tetangga dan rukun warga,
Biasanya kepala RT/RW bukan hanya sembarang pilih, namun memang orang-orang yang dapat dihormati dan dapat menyelesaikan perselisihan yang terjadi di lingkungan masyarakat.
Namun … dalam kehidupan urban, hal ini nilainya semakin luntur.
Karena kepala RT dan RW sekarang hanya dihubungi ketika berkaitan dengan pendataan dan masalah-masalah administrasi.
Akibatnya … perselisihan-perselisihan yang terjadi oleh antar tetangga ataupun masyarakat, ketika tidak dapat di selesaikan dengan empat mata … maka biasanya langsung lari ke ranah hukum.
Kalau sudah seperti itu, tentunya hidup dalam lingkungan tersebut sudah tidak bisa lagi senyaman sebelumnya.
Maka , hanya jika kita berencana membeli rumah. Coba kita cek
BAGAIMANA KONDISI SOSIAL DI LINGKUNGAN TERSEBUT
Apakah kepala RT dapat berperan aktif di masyarakat dan masih dihormati dimasyarakat.
Dan perlu kita pastikan rumah yang kita beli tidak bermasalah dengan masyarakat …,
Entah itu kita baru beli baru, atau rumah lama yang dijual. Karena kita tidak mau kejadianya seperti diatas.
Langkah mudah nya, jika memang kepala RT dan RW masih memegang fungsi sosial dengan baik, kita perlu datangi dan sowan untuk kedepanya sebagai warga baru di lingkungan tersebut.
Lalu Bagaimana jika kita memiliki masalah dengan tetangga kita?
Tentunya ada beberapa hal yang bisa kita lakukan … seperti
- Mencoba membangun hubungan yang baik, saling memberi hadiah dan membicarakan empat mata masalah yang dihadapi bersama,
- Jika memang masih tidak bisa diusahakan, bisa dibicarakan ke kepala RT sebagai pihak ketiga sekaligus penengah,
- Jalur hukum semoga menjadi pilihan terakhir.
Bagaimana jika ingin mencari rumah dengan lingkungan yang baik?
Kalau menurut saya pribadi, disaat kita hendak bertransaksi … ada baiknya kita berkeliling sambil menanyakan kondisi lingkungan sekitar.
Baik dari kemananya, lingkungan yang ada, bertemu dengan pak RT dan RW nya serta menanyakan kondisi lingkungan masyarakat disana ..
(ya sambil basa basi dikit lah).
Artinya mana tau … jika ada informasi yang mungkin tidak akan disampiakan oleh pihak penjual, bisa kita dapatkan dari kepala RT, RW, atau masayarakat sekitar.
Yang penting, informasi yang kita dapat jangan dipercaya begitu saja.. perlu adanya verifikasi dari pihak lain.
Bagaimana cara aman bertransaksi rumah agar terhindari dari masalah?
Dari semua pengalaman yang saya baca, cara paling baik adalah dengan kita melakukan pembayaran dengan angsuran ….
Tidak masalah walau membayar notulenya lebih karena transksinya jadi lebih panjang, namun itu perlu kita lakukan walau uang kita cukup untuk melunasi nya langsung.
Kita tidak tau hal apa yang akan terjadi , sehingga untuk jaga jaga bisa kita gunakan 4-5 kali angsuran.