Kenapa Rumah Syariah Mahal? Pertanyaan ini terlintas di kepala saya manakala pertama kali melihat daftar harga perumahan syariah.
Tentu sangat tidak layak jika harga sengaja dibuat mahal hanya karena memiliki embel-embel Syariah.
Namun setelah melihat berbagai peristiwa dan melihat perubahan perubahan harga perumahan, akhirnya saya mengerti satu hal …
Perumahan Syariah biasanya memiliki Idealisme tanpa Riba. Biak dari segi cicilan kepada konsumen maupun dari segi permodalan. Dengan idealisme ini Developer biasanya menghindari bekerjasama dengan bank , baik bank Konvesional maupun Syariah. Akhirnya Developer yang memiliki mdoal minim tersebut dan tidak memiliki kerjasama dengan bank membuat sistem kreditnya sendiri. Dengan segala keterbatasan dana sistem kredit yang dimiliki oleh Developer memiliki tenor atau masa cicilan yang pendek, dan emngakibatkan tingginya biaya cicilan.
Lalu kenapa cicilan Rumah Syariah lebih tinggi dari Konvesional atau cicilan ke Bank Syariah? Langkah-langkah seperti apa yang harus kita lakukan agar mendapatkan rumah Syariah yang murah?. Mari kita bahas lebih detail.
Kenapa cicilan Rumah Syariah (non bank) lebih tinggi dari KPR Bank Syariah ataupun KPR Bank Konvensional?
Kebanyakan dari Perumahan Syariah memiliki jangka tenor yang cukup pendek yaitu 2 tahun hingga 5 tahun. Sebagian kecil dari developer perumahan syariah memberikan fasilitas tenor hingga 10 tahun. Dan hanya beberapa dari Developer Perumahan Syariah yang memberikan tenor hingga 15 tahun.
… tenor yang sangat singkat jika dibandingkan dengan KPR Bank Syariah maupun konvensional.
Developer Perumahan Syariah terpaksa mempercepat masa tenornya karena tidak memiliki sumber pendanaan yang besar seperti bank.
Artinya untuk dari proyek yang satu untuk mengerjakan proyek perumahan berikutnya dia harus meunggu uang dari konsumen yang jangka waktunya hingga 5 tahun, 10 tahun, bahkan 15 tahun.
Pada akhirnya tenor yang pendek menyebabkan cicilan juga lebih besar.
Langkah-langkah dalam mencari Rumah Syariah yang murah
#1. Incar perumahan yang melakukan pemasaran awal
Seperti yang sudah kita pahami bahwa harga pada perumahan pada umumnya, dan perumahan Syariah juga termasuk diantaranya … memiliki harga yang relevan lebih murah saat pertama kali dipasarkan.
… itu sudah hukum properti, tidak bisa dirubah.
Lalu bagaimana mensiasatinya?
Ada beberapa opsi yang bisa menjadi pilihan kita.
Bisa dengan Ambil saja pilihan yang ada dengan harga yang ada sekarang,
Melihat proyek dikerjakan sampai selesai … lalu menunggu developer yang sama membuat projek berikutnya,
Atau mencari perumahan yang baru pertama kali dipasarkan,
Masing-masing pilihan ada kelebihan dan kekuranganya …
JIka ambil saja pilihan dengan harga yang sudah agak naik dari sebelumnya,
anda punya waktu yang cukup untuk berfikir panjang, menilai kinerja developer, menilai proses legalitas developer, dan mengantisipasi kerugian yang akan terjadi.
artinya memang secara nilai investasi anda lebih tinggi, namun anda sudah memastikan proyek benar-benar dikerjakan secara jujur dan profesional sebelum anda investasi.
Jika memantau proyek selesai dan mengunggu developer mengerjakan proyek berikutnya,
kelebihanya kita tau reputasi developer dengan jelas. Seperti bagaimana dia mengutamakan legalitas, seberapa baik developer dalam menepati janjinya, bagaimana developer menepati janjinya akan Fasilitas umum dan Fasilitas Sosial.
Semua hal tersebut bisa menjadi parameter dalam menilai seberapa percaya kita pada developer pada proyek berikutnya.
… dan ketika proyek baru dilaksanakan, anda bisa menjadi pembeli awal dan mendapatkan harga paling murah.
Butuh kesabaran untuk cara ini.
Jika anda langsung mencari perumahan yang baru pertama kali di pasarkan,
ada konsekuensi besar juga yang bisa menjadi resiko. Yaitu jika seandainya hal yang paling tidak diinginkan terjadi.
Memang tidak banyak developer yang ‘nakal’ terutama developer berbasis syariah, apalagi yang sudah terdaftar dalam Asosiasi seperti DPS (Developer Properti Syariah). Tapi hal itu tidak menjadikan 100% aman lho…
Untuk itulah ada baiknya sebelum melakukan investasi, anda perlu mencai informasi sebaik mungkin. Seperti profil developer, proyek yang pernah dilaksanakan, dan proses legalitasnya.
Lebih tepatnya yang paling saya sarankan kepada anda adalah mempertimbangkan dengan kepala dingin dan tidak sepenuhya terpengaruh dengan marketing yang dilakukan perumahan tersebut.
#2. Toleransi dengan lokasi.
Lokasi selalu menjadi alasan terbesar ke strategisan perumahan, apartemen, atau rumah.
Belakangan ini semakin padatanya daerah kota memaksa kita untuk sedikit mengalah pada diri kira sendiri jika ingin rumah terutama yang ada di perumahan, apalagi mengincar harga yang murah … maka pusat kota adalah daftar pertama yang harus kita black list.
… dan akhirnya kita memilih pada tepian kota.
Namun tepian kota harganya pun tidak merata. Pada daerah dan lokasi yang akan emngalami perkembangan jangka panjang, harganya bisa jauh lebih tinggi dari yang jauh dari pembangunan jangka panjang.
Jika diumpamakan, di Jogjakarta … terjadi kenaikan harga tanah yang mulai signifikan terutama di jalan Wates, setelah dibangunya bandara baru kulonprogo.
Intinya … untuk mencair Rumah di Perumahan Syariah yang murah, memang harus agak lebih menepi dari pusat kota. Itupun tidak serta merata harganya merata.
Posisi perumahan yang letaknya jauh dair pembangunan akan lebih murah untuk kita ambil … namun kita juga akan merasa kerepotan karena harus jauh dari fasilitas umum.
#3. Kavling bisa jadi solusi
JIka memang menginginkan rumah di perumahan impian anda,
menginginkan nya secepat mungkin untuk menghindari kenaikan harga tanah,
namun harga untuk rumah bagi anda masih di luar jangkauan anda,
… lalu kenapa tidak ambil tanah kavlingan saja.
Kebanyakan pengembang Perumahan tidak boleh menjual tanah kavlingan, terutama untuk developer yang terdafar dan menjadi anggaota Asosiasi REI (Real Estate Indonesia).
Saya tidak tahu alasanya dan masih mencari tahu …
Entah kenapa pengembang Perumahan Syariah tidak menerapkan sistem yang sama, dan memberikan tanah kavlingan sebagai alternatif untuk pembeli.
Berapa perbedaaan antara tanah kavling dengan rumah jadi?
Misalkan salah satu perumahan dibantul, untuk rumah dengan ukuran 45 meter persegi berdiri diatas tanah berukururan 72 meter persegi.
Untuk membeli rumah harga cash nya 420 juta. Sedangkan untuk membeli kavling harganya 120 juta. Wow … jauh kan jaraknya.
Dengan perbedaan harga sejauh ini maka memilih properti syariah yang tepat benar-benar dapat sangat membantu kita dalam memiliki aset.
Tidak masalah jika belum ada rumahnya, karena yang paling berharga dari sebuah properti bukan bangunanya, tapi tanahnya
Bukankah kalau kita memiliki rumah nilai investasinya bisa jauh lebih tinggi?
Sepengetahuan saya , Belum Tentu.
Karena yang dipastikan harganya naik itu adalah tanah. Harga tanah akan naik setiap tahunya, salah satu parameter kenaikan tanah adalah NJOP.
Sedangkan bangunan mengalami penurunan nilai setiap tahunya, atau bisa kita sebut juga sebagai depresiasi.
Sayangnya disinilah orang sering kali salah mengartikan.
Jadi jika suatu rumah di perumahan, mengalami kenaikan yang signifikan … sebenarnya yang mengalami kenaikan itu nilai tanahnya
Jika misalkan saya beli tanah berapa biaya yang saya butuhkan untuk menbangun rumah?
Tergantung model rumah dan kontraktornya siapa ya .. tapi kalau menggunakan hitungan kasar, biasanya biaya pembangunan oleh kontraktor adalah 3,5 juta per meter.
Jadi misalkan kita ingin membangun rumah 45 meter persegi sepeti perumahan tersebut, maka biaya yang dibutuhkan untuk membangun rumah sekitar Rp.158 juta … lumayan jauh kan jaraknya. Padahal sudah pakai hitungan kontraktor.
Dimana saya bisa mendapatkan Kavling yang bagus?
Kalau saya sarankan, tempat terbaik untuk membeli kavling adalah di perumahan.
memang benar jika mendekati pusat kota lebih baik … namunm ini adalah metode dengan cara yang sederhana untuk ‘membelim kavling dengan harga murah, namun nilai investasinya bisa melejit’.