Menjadi pertanyaan saya cukup lama melihat banyaknya kasus perumahan syariah yang bodong, akhirnya pun saya tergeltik untuk bertanya, apakah benar KPR lebih aman jika dibandingkan perumahan syaraih?
Belajar dari postingan di kaskus dan banyak kasus, dan banyak juga pengalaman-pengalaman orang yang pernah membeli rumah via KPR ternyata Perumahan Syariah bisa jadi Jauh lebih Baik daripada KPR (walaupun tanpa perlu bicara haramnya riba). Kok bisa? Tentu ada penjelasan lebih lengkapnya.
Sebenarnya hal buruk apa sih yang mengancam kita ketika berurusan dengan perumahan KPR nakal, dan hal buruk apa yang mengancam saat kita berurusan dengan perumahan syariah. Mari baca lebih lanjut.
Pengalaman buruk apa saat orang membeli rumah KPR?
Saya sebenarnya sudah beberapa kali membca postingan berupa testimoni dari orang-orang yang telah membeli rumah dengan sistem KPR. Salah satu pengalaman buruk yang cukup sering saya dengar adalah ketika developer progres pekerjaanya tidak lancar namun pembeli harus terus melakukan cicilan.
… karena jika hal ini terjadi ini akan sangat merugikan bagi konsumen.
Seperti halnya yang terjadi pada kisah di postingan tersebut, yang merasa dirugikan dari perumahan KPR atas tiga hal,
- Pada saat cicilan DP bulan ke-3 tiba-tiba pihak developer bilang ada pengukuran ulang, dan ada kelebihan tanah sehingga harga yang sebelumnya 350 juta an naik menjadi 370 juta
- embangunan rumah sangat lelet. Rumah itu dijadwalkan serah terima bulan November 2019. Tetapi sampai sekarang kondisinya masih seperti pada gambar yang dikirimnya ke TS ini (Foto tanggal 30 Januari 2020).
- Hal lain yang bikin teman TS naik pitam adalah saat acc KPR pertama di SP3K tertera total biaya-biaya realisasi 25 jutaan (sudah plus biaya notaris). Eh pada saat acc KPR kedua di SP3K (update data) malah naik jadi 28 jutaan lebih. Ada kenaikan pada poin premi asuransi jiwa yang naik hampir 2 kali lipat.
Gambar diatas adalah gambar yang diambil dari salah satu proyek perumahan KPR yang bermasalah. Bisa dilihat kualitas bangunanya yang amat buruk bahkan belum selesai dibangun.
Selain pengerjaan proyek yang lambat, kualitas buruk, pembeli pun terpaksa terus melakukan cicilan yang bahkan jumlahnya naik setiap tahunya tanpa ada pemberitahuan.
Orang yang membaca pada forum tersebutpun memberikan respon yang bermacam-macam dari memberikan opini hingga menimpalinya dengan pengalamanya sendiri yang dulu juga pernah membeli rumah dengan sistem KPR.
Ada yang meberikan pendapat pribadinya,
“ane 3 tahun lalu ngambil KPR dengan cara takeover(masih bawaan developer), liat rumah KPR miris banget padahal bukan subsidi emoticon-Frown akhirnya renov sendiri sampe hampir 2/3 dari harga rumah yg di KPR in emoticon-Frown”
Ada jseorang marketing yang pernah menjual KPR juga bercerita,
“Ajib bener harga bisa rubah setelah kesepakatan gan? Hehehe.. ane bekas marketing KPR.. kalo kualitas bangunan mah.. yah gitu lah.. gak bagus2 amat.. banyak developer maen2.. tapi kasus rubah harga ini kali kedua gan.. Ane pernah dapet cerita dr temen SMA..dia KPR emang posisinya hook jadi ada lebihan tanah.. marketingnya (biasanya reseller/maklar) bilang harga sama.. ternyata harganya lebih mahal.
Saran aja.. kalo beli KPR.. sering2 dicek pas pembangunan.. tambahin semen dll.. sering kasih uang rokok ma tukangnya/pengawasnya..”
Salah seorang yang pernah membeli rumah di cluster sistem KPR juga bercerita,
“hitam diatas putih itu perlu, nama besar developer juga bukan jaminan, ane ambil di salah 1 developer besar, terkenal lah, 1 cluster penyakit semua emoticon-Ngakak emoticon-Ngakakya gitu deh, memang kalo mau bagus ya bangun sendiri emoticon-Ngakak emoticon-Ngakak”
Jadi saya mulai memliki persepsi baru tentang perumahan yang menggunakan sistem KPR,
karena asumsi publik perumahan yang menggunakan sistem KPR sudah pasti aman dan nyaman. Karena ada pihak bank yang akan menjadi sabuk pengaman. Kenyataanya terbalik dari yang dibayangkan,
Bisa jadi perumahan dengan sistem KPR sekalinya bermasalah konsumen bisa terhimpit dari dua arah, yaitu developer yang tidak bertanggung jawab, namun disaat yang bersamaan kita punya kwajiban untuk memenuhi cicilan bank yang bahkan kadang kadang sering naik bunganya.
Pengalaman buruk saat orang membeli rumah di Perumahan Syariah?
Salah satu obrolan saya dengan seorang calon pembeli, mengatakan bahwa dia tidak mau membeli rumah dari Developer perumahan Syariah. Alasanya karena saudaranya pernah membeli dari developer syariah , sudah mencicil DP namun ditengah jalan developernya kabur entah kemana.
Banyak kita mendengar kasus penipuan perumahan dengan berkodek perumahan syariah. Hal in jelas-jelas mencoreng nama baik perumahan syariah di Indonesia.
Namun setelah saya telaah kembali saya lihat satu pesatu, Developer nakal dalam perumahan syariah bisa terjadi dalam 2 kondisi, yaitu: dari awal berniat untuk menipu atau yang kedua terjadi masalah dana di tengah jalan.
- Jika dari awal developer berniat menipu, beberapa indikasi akan terlihat seperti: tidak terdaftar di dalam asosiasi, tidak memiliki track record yang cukup di proyek sebelumnya, dan secara harga biasanya berani dibawah pasar.
- Sedangkan perumahan yang terancam terjepit masalah keuangan ditengah jalan, biasanya developer yang sudah terpercaya, sudah banyak proyek yang dikerjakan, namun ada kesalahan dalam pengelolaan keuangan.
Untuk menghindari terkena permasalahan seperti itu dikemudian hari, anda perlu memilih perumahan syariah yang sudah memiliki Track Record cukup baik. Bukan hanya banyak proyek yang diekrjakan, tapi banyak proyek yang berhasil.
Jadi Pilih KPR atau Perumahan Syariah?
Setelah melihat beragai banyak kasus pekerjaan perumahan KPR yang abal-abal, karena developer mendapat perlindungan berupa cicilan yang dibayarkan oleh konsumen langsung ke pihak bank. Akhirnya saya lebih memilih ke perumahan syariah.
Karena perumahna syariah urusanya langsung ke developer, yang mana saya akan bisa melakukna komplain seperti kualitas, wanprestasi, dan keterlambatan ke developer langsung. Saya pun bisa menghentikan cicilan rumah saya apabila developer tidak memenuhi kewajibanyak dengan baik.
Disisi lain agar tidak tertipu dengan perumahan syariah yang nakal atau bermasalah karena developernya kurang berpengalaman dan profesional, saya akan lebih memilih developer yang proyek nya sudah banyak terlaksana dan hasilnya pun bagus.
Nama-nama developer syariah yang sudah terkenal sepeti madina asri di solo, muadz asri di jogja, firmana di semarang, sharia land di bandung, dan tasnim di bogor.